Kembali
Pencarian Terstruktur Paten
TARI JATHIL PRAJURIT BERKUDA SEBAGAI PENGIRING REOG PONOROGO
DESKRIPSI
Tari jathil merupakan salah satu satu dari 5 pengiring kesenian reog Ponorogo. Penari jathil dilengkapi dengan kuda yang terbuat dari anyaman bambu (eblek). Sebagai pelengkap atau pengiring kesenian reog Ponorogo, Jathilan pada awalnya dimainkan oleh pria berwajah tampan yang berdandan layaknya wanita dengan gerak yang halus gemulai. Para pria penari jathil dahulu selalu mengikuti seorang warok dan dijuluki dengan istilah gemblak. Namun seiring dengan perkembangan jaman, sejak sekitar tahun 1980 jathil kemudian diperankan oleh para wanita yang memiliki paras cantik dan anggun. Dimainkanya oleh para perempuan tersebut dengan alasan keindahan dan kepatutan. Dimana sekarang dalam penampilanya dibedakan menjadi dua, yang pertama tarian jathil versi sanggar yaitu dalam memainkan mereka berdasar pakem dan koreografer, sehingga gerakanya lebih tertata, rancak, dan kompak. Biasanya mereka akan tampil dalam festival-festival. Untuk yang kedua yaitu tarian jathil yang mengiringi Reog Obyog, yaitu reog yang tampil di dalam event event bebas di tempat-tempat publik. Mereka menari tidak mengikuti arahan dari koreografer, akan tetapi mengikuti arahan pelatih dan menyesuaikan dengan kondisi saat bermain. Mereka akan mengikuti kelompok reog yang tampil berjalan, sehingga lebih dikenal dengan seni jalanan. Tarian jathil sendiri menggambarkan ketangkasan dan kepiawaian pasukan berkuda saat berperang. Saat menari mereka akan menunjukan dan berekspresi dengan semangat dan enerjik. Keberadaan penari jathil dalam kesenian reog tidak lepas dari upaya Klono Sewandono untuk memenuhi permintaan dari Dewi Songgolangit yang harus menyediakan 144 prajurit berkuda.
DATA PEMEGANG
Nama | Kewarganegaraan |
---|---|
Universitas Muhammadiyah Ponorogo | Indonesia |
DATA PENCIPTA
Nama | Kewarganegaraan |
---|---|
Welas Arso, Eli Purwati, S.Sos., M.I.Kom., Krisna Megantari, S.Sos., M.A., Oki Cahyo Nugroho, S.Sn., M.I.Kom. | Indonesia |