Relevansi Teori Belajar Behaviorisme terhadap Pendidikan Kejuruan

DESKRIPSI

Poster ini berjudul "Relevansi Teori Belajar Behaviorisme terhadap Pendidikan Kejuruan" yang menyoroti bagaimana teori belajar behaviorisme diterapkan dalam pendidikan kejuruan di SMK. Penelitian ini merupakan studi kepustakaan yang mendalami pandangan Edward Lee Thorndike dan John Broadus Watson tentang belajar sebagai interaksi stimulus dan respons yang dapat diamati. Dalam konteks pendidikan kejuruan, teori ini menjadi relevan karena mampu membangun kebiasaan dan keterampilan melalui pelatihan yang terstruktur. Thorndike menyatakan bahwa belajar adalah hasil interaksi antara stimulus (pikiran, perasaan, atau gerakan) dan respons (reaksi fisik atau mental). Sementara itu, Watson menegaskan bahwa proses belajar harus difokuskan pada tingkah laku yang dapat diukur dan diamati. Dengan pendekatan ini, pendidikan kejuruan dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan praktis yang mendukung kompetensi kerja. Poster ini juga menyoroti manfaat dari teori behaviorisme dalam melatih refleks dan membangun kebiasaan, sehingga siswa lebih siap menghadapi tantangan dunia kerja. Selain itu, penulis menunjukkan bahwa keberhasilan belajar tidak hanya diukur dari kemampuan menghafal atau menjawab pertanyaan, tetapi juga dari perubahan nyata pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Penelitian ini menggunakan berbagai sumber literatur, termasuk buku dan artikel jurnal pendidikan yang relevan. Kesimpulannya menegaskan bahwa pendekatan behaviorisme tetap relevan untuk pendidikan kejuruan, terutama dalam melatih keterampilan yang membutuhkan pengulangan dan penguatan agar terbentuk kebiasaan yang efektif dan profesional.